Jumat, 06 Oktober 2017

Kisah Mu’jizat Al Qur’an Husain Abdali, Mu’jizat Baru Al Qur’an

Kisah Mu’jizat Al Qur’an
Husain Abdali, Mu’jizat Baru Al Qur’an

Oleh: Ust Warsito, Lc *

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Ada yang mengatakan era mu’jizat sudah berakhir, era itu tidak bisa diputar ulang lagi. Namun seorang pemuda cacat asal Irak, Husain Adnan Shabri Abdali, di Faluja, membuktikan sebaliknya, dengan memori yang dimilikinya layaknya komputer yang luar biasa. Meskipun mengalami kerusakan pada sel-sel otaknya, mengalami kerusakan pada sumsum tulang belakangnya, dan meskipun mengalami keterbelakangan mental dan otak,  tidak mempu menghitung angka dari satu sampai sepuluh , kesulitan mengetahui tempat ketika ia berjalan dari rumahnya ke masjid , karenanya dia tidak bisa berjalan sendirian dikhawatirkan hilang di antara jalan dan gang-gang kota, tapi yang menakjubkan ia mampu menghafal seluruh al Quran dan melafadzkannya di luar kepala sebelum mencapai usia lima tahun, sebelum ia belajar membaca dan menulis . Yang mengejutkan ia menghafal al Quran dengan cara yang  menakjubkan, dia memiliki kemampuan untuk menjawab secara instan semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya , dia bisa mengidentifikasi ayat dengan npmpr-npmor ayatnya, nomor halamannya, ada di juz berapa, dan bahkan mengidentifikasi baris-barisnya, ia mampu membaca kata-kata yang pertama atau kata-kata terakhir dari setiap halaman, dengan memastikan penyebutan nomor halamannya dan suratnya….

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=DXVi-VUJYKo

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=dRRvVZ8VMkU

Hafidz Husain sekarang ini berada di antara usia akal dan mentalnya yang sudah berhenti sejak berusia tiga tahun dan antara usia biologis yang kini sudah menginjak 29 tahun. Meski ada perbedaan jauh antara usia akal dan usia biologisnya, namun dengan mudah dia menjawab 50 pertanyaan tentang al Quran yang diajukan kepadanya dalam satu ujian. Dia menjawab semua pertanyaan tanpa ragu dan tanpa ada kesalahan, meskipun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat sulit, kompleks dan beragam. Bahkan dia mampu menjawab setiap kata yang ada di dalam al Quran, dengan menjelaskan di surat apa kata itu disebutkan, di ayat berapa, di halaman berapa, di baris yang ke berapa, apakah kata itu terulang di dalam al Quran dan di mana saja kata itu disebutkan secara berulang…

Ironisnya, ia membawa dua mentalitas (akal) yang kontradiksi. Satu akal yang tajam dan terbuka, mampu mengidentifikasi semua kata-kata al Qur’an, huruf-hurufnya, halaman-halamannya, ayat-ayatnya, dan nomor-nomornya. Dan satu lagi akal yang beku dan terbelakang, sehingga ia tidak mampu memahami hal-hal sederhana dalam hidup yang terkait dengan praktek sehari-hari manusia. Ketika orang-orang bertanya kepadanya: bagaimana kamu menghafal al Quran seperti ini? Dia menjawab dengan firman Allah,  “Bertaqwalah kalian kepada Allah, maka Allah akan mengajarimu.”

Husain Abdali mengalami kelumpuhan otak pada bulan-bulan awal di tahun pertama. Sehingga hal itu menyulitkan ayahnya yang kala itu bekerja sebagai pegawai di institusi departemen kesehatan.

Kepada ayahnya, para dokter mengatakan bahwa anaknya (Husain) akan mengalami kesulitan bahkan untuk sekedar mengucapkan namanya sendiri. Sulit untuk bisa berjalan dan bergerak sebagaimana anak-anak lain pada umumnya. Terutama setelah mereka menemukan kerusakan besar yang telah merusak sel-sel sumsum tulang belakangnya . .

Suatu hari ayahnya bergabung di dinas wajib militer. Ia meninggalkan rumahnya ke barak militer di kota perbatasan (Ratba). Sementara hatinya masih bersama dengan anaknya yang cacat. Ia menangis dengan penuh kesedihan karena berpisah dengan anaknya yang masih tergolek di tempat  tidur. Pada suatu malam dia bertemu dengan Rasulullah saw. di alam mimpi. Rasulullah bertanya kepadanya, apa yang membuatnya sangat bersedih. Ia menjawab, “Aku sedih karena anakku (Husain).” Kemudian Rasulullah berkata kepadanya, “ Pergilah ke rumahmu dan bawa dia kepadaku.” Setelah dia datang kepada Rasulullah dan membawa anaknya, Rasulullah meletakkan (Husain) di pangkuannya dan meletakkan tangan beliau yang mulia di kepala (Husain). Tiba-tiba Husain bangun berdiri di atas kedua kakinya dalam dunia mimpi…

Maka Abu Husain (ayah Husain) mengabarkan kabar gembira dalam mimpinya itu. Di pagi harinya dia pergi ke kantor pos di kota Ratba untuk menghubungi istrinya di Faluja. Istrinya mengabarkan keistimewaan anaknya (Husain) yang sembuh dengan cepat dan dia sekarang sedang bermain di halaman rumah bersama dengan anak-anak tetangga…

Sejak saat itu Husain tidak lepas dengan al Quran. Orang-orang terkejut ketika pada suatu hari dia bisa menulis seluruh ayat surat al Baqarah di pintu kayu rumah. Anehnya adalah dia membaca ayat-ayat al Quran dengan cara meraba kata-kata di dalam al Quran dengan telunjuknya. Dan dia membacanya tanpa jeda dan tanpa gangguan apa-apa…

Siapapun yang menyaksikan Husain dalam video akan terheran-heran dengan memori otak yang luar biasa ini, yang mendekati langit-langit keajaiban kosmis. Al Quran al Karim memperkuat hafalan dan memperluas sel-sel memori. Setiap kali manusia menghafal al Quran dan bertambah hafalannya, setiap kali pula diperluas kemampuan otak dan akalnya, bahkan hingga sampai pada tingkat yang menakjubkan ini…

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=dRRvVZ8VMkU

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya, “Dan sungguh, telah Kami mudahkan al Quran ini untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran.” (Al Qamar: 17)

0 comments:

Posting Komentar